PENERAPAN E-KONSELING PEKERJA SOSIAL BERBASIS APLIKASI WHATSAPP DALAM MELAKUKAN PENDAMPINGAN SOSIAL DAN PELAYANAN KEPADA KLIEN YANG MENGALAMI KECEMASAN PROBLEM RELASI

Authors

  • Mahatir Muhammad Prodi Kesejahteraan Sosial, Universitas Binawan, Indonesia
  • Etyca Rizky Yanti Universitas Binawan, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.31539/costing.v8i2.12844

Keywords:

Anxiety, Relationships, Mentoring, E-Counseling, Service.

Abstract

Anxiety is a serious problem that affects everyone and can impact physical and mental health if ignored. Long-term anxiety causes physical symptoms such as increased Severe and persistent anxiety can impact a person's cognitive, social and psychological processes. The bad effects can reduce the quality of life, cause depression, and even lead to suicide. The bad effects can reduce the quality of life, cause depression, and even lead to suicide. As humans, social creatures who cannot be separated from other individuals who provide help to each other in dealing with anxiety, a profession that helps individuals and families is a social worker, who can provide social services, individual assistance and counseling. The purpose of counseling services by social workers has an important role in helping individuals and families to overcome relationship problems, improve their quality of life, and help clients face problems when they are anxious. Counseling carried out by social workers via WhatsApp requires research to provide recommendations or suggestions on actions that can be taken based on the results of research into the efficiency of conducting e-counseling. This research uses a mix method, using qualitative and single subject design (SSD). This research used 3 informants who were anxious in their social relations with their environment. Describes a description of phenomena related to space and time. Research study of social workers who carry out counseling and as counselors in reducing anxiety. The results in this study show the effectiveness of conducting e-counseling in implementing interventions carried out by social workers and as crisis intervention for the problem conditions of clients experiencing problems. anxiety problems.

 

Keywords: Anxiety, relationships, mentoring, e-counseling, service.

 

Kecemasan merupakan masalah serius yang memengaruhi semua orang, dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental jika diabaikan. Kecemasan jangka panjang menyebabkan gejala fisik seperti peningkatan. Kecemasan yang parah dan menetap dapat berdampak pada proses kognitif, sosial, dan psikologis seseorang. Efek buruknya dapat menurunkan kualitas hidup, menyebabkan depresi, bahkan berujung pada bunuh diri. Efek buruknya dapat menurunkan kualitas hidup, menyebabkan depresi, bahkan berujung pada bunuh diri. Sebagai manusia mahluk sosial yang tidak terlepas dari individu lain yang saling memberikan pertolongan satu sama lain dalam menghadapi kecemasan, profesi yang membantu individu dan keluarga adalah pekerja sosial, yang dapat memberikan pelayanan sosial, pendampingan individu dan konseling. Tujuan Pelayanan konseling oleh pekerja sosial memiliki peran yang penting dalam membantu individu dan keluarga untuk mengatasi masalah relasi, meningkatkan kualitas hidup mereka, dan membantu klien dalam menghadapi masalah ketika dalam kondisi cemas konseling yang dilakukan oleh pekerja sosial melalui WhatsApp perlu dilakukan penelitian untuk memberikan rekomendasi atau saran tentang tindakan yang dapat diambil berdasarkan hasil penelitian efesiensi dalam melakukan e-konseling. Pada penelitian ini menggunakan mix method, dengan menggunakan kulitatif dan singel subjek desain (SSD). Penelitian ini menggunakan 3 informan dalam kondisi cemas dalam relasi sosial dengan lingkungannya. Menggambarkan diskripsi fenomena yang terkait ruang dan wakti Studi penelitian pekerja sosial yang melakukan konseling dan sebagai konselor dalam mengurangi rasa kecemasan hasil dalam penelitian ini menunjukkan kefektivan dalam melakukan e-konseling dalam pelaksanaan intervensi yang dilakukan oleh pekerja sosial dan sebagai intervensi krisis kondisi masalah klien yang mengalami masalah kecemasan.

 

Kata Kunci: Kecemasan, relasi, pendampingan, e-konseling, pelayanan

References

[1] A. Rahmi, G. N. Achmad, and D. Adhimursandi, “The Effect of Leadership and Empowerment Style and Motivation on Work Discipline and Employee Performance in Sungai Kunjang Subdistrict, Samarinda City,” Int. J. Bus. Manag. Invent., vol. 9, no. 3, 2020, doi: DOI: 10.13140/RG.2.2.23291.95528.

[2] N. Pramono, G. Fajar Fadillah, A. Nurul Hidayati, U. Raden Mas Said Surakarta, and U. Surakarta, “Bimbingan pada Anak Berhadapan Hukum dalam Menghadapi Kecemasan saat Sidang Pengadilan di Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja Yogyakarta, Indonesia,” J. Anifa Stud. Gend. dan Anak, vol. 3, no. 2, pp. 151–164, Nov. 2022, doi: 10.32505/ANIFA.V3I2.4524.

[3] Baharuddin, Psikologi Pendidikan Refleksi Teoritis Terhadap Fenomena. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2017.

[4] U. Islam, K. Muhammad, A. Al-Banjari Banjarmasin, and M. Fatchurahman, “Problematik Pelaksanaan Konseling Individual,” J. Bimbing. DAN KONSELING AR-RAHMAN, vol. 3, no. 2, pp. 25–30, Jun. 2018, doi: 10.31602/JBKR.V3I2.1160.

[5] C. K. Widada, “Mengambil Manfaat Media Sosial dalam Pengembangan Layanan,” J. Doc. Inf. Sci., vol. 2, no. 1, pp. 23–30, Feb. 2018, doi: 10.33505/JODIS.V2I1.130.

[6] M. S. Riqza and M. Muassomah, “Media Sosial untuk Pembelajaran Bahasa Arab pada Masa Pandemi: Kajian Kualitatif Penggunaan WhatsApp pada Sekolah Dasar di Indonesia,” Alsina J. Arab. Stud., vol. 2, no. 1, pp. 71–94, Jul. 2020, doi: 10.21580/ALSINA.2.1.5946.

[7] A. Putri, “Pentingnya Kualitas Pribadi Konselor Dalam Konseling Untuk Membangun Hubungan Antar Konselor Dan Konseli,” JBKI (Jurnal Bimbing. Konseling Indones., vol. 1, no. 1, pp. 10–13, Mar. 2016, doi: 10.26737/JBKI.V1I1.99.

[8] A. Rubin and E. R. Babbie, Research Methods for Social Work. Canada: Cengage Learning, 2016.

[9] P. Manikmaya, R. Charitas, and I. Prahmana, “Single Subject Research: Pembelajaran Perbandingan Senilai dan Berbalik Nilai Berpendekatan Contextual Teaching and Learning untuk Siswa Slow Learner,” J. Honai Math, vol. 4, no. 1, pp. 35–48, Apr. 2021, doi: 10.30862/JHM.V4I1.172.

[10] J. W. Creswell, Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods. SAGE Publications Inc., 2017.

[11] M. Muhammad, Susilawati, and T. Kartika, “Pengaruh Attachment Based Famiy Therapy (Abft) Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Psikologis Anak yang Mengalami Keterlantaran di Desa Cikole Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat,” PAPATUNG J. Ilmu Adm. Publik, Pemerintah. dan Polit., vol. 4, no. 1, pp. 11–35, Feb. 2021, doi: 10.54783/JAPP.V4I1.355.

[12] H. K. Siradjuddin, “Implementasi Prototype Aplikasi E-konseling untuk Menunjang Pelayanan Konseling Berbasis Jejaring Sosial,” Indones. J. Inf. Syst., vol. 2, no. 2, p. 260163, Sep. 2017, doi: 10.36549/IJIS.V2I2.29.

[13] R. (Romiaty) Romiaty, D. (Dony) Apriatama, E. P. (Esty) Pangestie, A. F. (Alfiana) Syaharani, and L. (Lois) Hutajulu, “Model Konseling Teman Sebaya untuk Mahasiswa dengan Menggunakan Aplikasi WhatsApp,” J. Basicedu, vol. 6, no. 3, pp. 5157–5165, May 2022, doi: 10.31004/BASICEDU.V6I3.3065.

[14] N. 0021047107 Nurul Hartini and A. D. Ariana, “Psikologi konseling: Perkembangan dan penerapan konseling dalam psikologi,” 2016.

[15] A. Srihermawan and M. Muhammad, “Advokasi Sosial Klien ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) Terhadap Penerimaan Keluarga,” J. Ilmu Pekerj. Sos., vol. 1, no. 01, pp. 47–61, 2022, Accessed: Oct. 24, 2024. [Online]. Available: https://journal.binawan.ac.id/JULIPS/article/view/805.

[16] A. Solikin, “Bibliotherapy Sebagai Sebuah Teknik dalam Layanan Bimbingan dan Konseling,” Anterior J., vol. 14, no. 2, pp. 154–161, Jun. 2015, doi: 10.33084/ANTERIOR.V14I2.180

Downloads

Published

2025-04-17